Sabtu, 03 Januari 2015

Kecemasan Berlebih

Seksologi: “Saya Merasa Cemas dan Degdegan..!”

•    Ia mengalami disfungsi ereksi sekaligus ejakulasi dini. Ia pun merasa serba salah. Jika istri mengajak berhubungan, dilayani marah, tidak dilayani pun marah. Bagaimana keluar dari persoalan rumit ini?
 Kasus:
"Saya pria berumur 40 tahun, istri usia 35, dan mempunyai anak dua, masing-masing berumur 11 dan 17 tahun. Saya mempunyai masalah hubungan seks dengan istri. Setiap mau melakukan hubungan seks saya selalu merasa cemas dan degdegan, sehingga penis sering menjadi loyo, bahkan sering keluar sperma lebih awal. Saya khawatir kalau itu terus terjadi karena istri lantas ngambek dan berdiam diri. Akibatnya, saya pun merasa jengkel dan akhirnya kami saling berdiam diri. Dengan kejadian yang berulang-ulang kami menjadi saling diam, akibatnya saya jadi merasa rendah diri. Saya pun merasa serba salah kalau istri mengajak berhubungan, dilayani marah, tidak dilayani juga marah. Pertanyaan saya, tindakan apa yang harus saya lakukan? Kalau mempergunakan obat, obat apa yang cocok? Apa yang terjadi pada diri saya? Apakah itu yang disebut ejakulasi dini? Harus bagaimana tindakan istri saya?”


Jawab:
Dua Gangguan
•    Agaknya Anda mengalami dua gangguan fungsi seksual yang saling berkaitan, yaitu disfungsi ereksi (impotensi) dan ejakulasi dini.
Disfungsi ereksi seringkali disertai ejakulasi dini, sebaliknya ejakulasi dini yang berlangsung lama dapat mengakibatkan disfungsi ereksi. Kedua gangguan fungsi seksual ini menyebabkan hubungan seksual berlangsung tidak harmonis.
Pria yang mengalami gangguan fungsi seksual tersebut, pada umumnya juga mengalami berbagai tekanan psikis seperti rasa malu, rendah diri, jengkel, kecewa, dan kehilangan gairah hidup. Pada sisi lain, wanita pasangannya juga merasa kecewa, jengkel, dan tentu saja tidak puas.
Dapat dimengerti kalau istri merasa kecewa, jengkel, lalu marah. Kalau kemudian Anda bereaksi jengkel lalu Anda berdua saling berdiam diri, itu juga mudah dimengerti. Namun, perlu dipahami bahwa keadaan seperti itu justru semakin memperburuk fungsi seksual Anda dan juga istri.
Rasa cemas yang Anda alami dapat menjadi penyebab psikis disfungsi ereksi, dan sebaliknya disfungsi ereksi dapat meningkatkan rasa cemas. Demikian seterusnya saling memperburuk keadaan.
Langkah terbaik adalah segera keluar dari masalah ini. Anda harus segera berkonsultasi lebih lanjut dan memeriksakan diri walaupun saya pikir kecemasan yang Anda alami merupakan penyebab yang penting. Masalahnya, saya tidak tahu apakah kecemasan yang Anda alami itu merupakan penyebab awal ataukah muncul kemudian karena gangguan seksual yang terjadi selama ini.
Pengertian Istri
•    Dengan pemeriksaan dapat diketahui ada tidaknya penyebab fisik yang lain, yang dapat mengakibatkan disfungsi ereksi dan ejakulasi dini yang Anda alami.
Setelah mendapat pemeriksaan, barulah dapat ditentukan obat atau cara pengobatan yang sesuai. Tanpa pemeriksaan lebih dulu oleh ahlinya, tidak mungkin Anda mendapat pengobatan yang benar.
Saya pikir Anda memerlukan pengobatan untuk mengatasi disfungsi ereksi lebih dulu, sesuai dengan penyebab dasarnya. Kalau fungsi ereksi sudah baik, mungkin ejakulasi dapat dikendalikan, sehingga tidak terlampau cepat terjadi. Kalau ejakulasi masih tidak dapat dikendalikan walaupun fungsi ereksi sudah baik, berarti Anda memerlukan pengobatan untuk mengatasi ejakulasi dini.
Menghadapi masalah seperti ini, istri Anda memang dituntut untuk mengerti dan membantu proses penyembuhan. Paling tidak, istri dapat menahan tuntutan dorongan seksualnya sementara Anda dalam masa pengobatan.   
Pengertian istri dituntut agar sikap dan perilakunya tidak semakin memperparah gangguan fungsi seksual yang dialami sang suami. Sebab, sikap dan perilaku tertentu yang bersifat menekan suami justru semakin memperburuk gangguan fungsi seksual yang terjadi. Bahkan pada salah satu cara pengobatan untuk mengatasi ejakulasi dini, yaitu dengan cara sex therapy, diperlukan bantuan istri.
Andaikata selama masa pengobatan istri memerlukan pemenuhan tuntutan dorongan seksualnya, Anda dapat melakukan cara subtitusi, yaitu dengan melakukan masturbasi terhadap istri. Tentu saja kalau istri dapat menerima dan menghendakinya.
Karena itu, saya sarankan Anda segera berkonsultasi lebih lanjut dan memeriksakan diri. Jangan menggunakan obat yang tidak jelas isinya dan tidak dianjurkan oleh tenaga ahli, agar tidak semakin memperburuk gangguan yang Anda alami.

Ejakulasi terhambat

Seksologi: Ejakulasi Terhambat

Kasus:
"Saya seorang pria berumur 35 tahun. Akhir-akhir ini saya merasa kualitas cairan sperma menurun. Semenjak istri sakit selama 1 bulan, saya merasakan keganjilan pada cairan sperma saya. Hampir satu bulan itu saya tak pernah berhubungan intim dan tidak pernah melakukan onani. Kini sperma saya semakin susah keluar. Meski sudah dirangsang oleh istri 1/2 jam sebelumnya, tetap saja tidak keluar. Pertanyaan saya, apakah cairan sperma yang kurang itu karena satu bulan saya tidak melakukan hubungan seks? Apakah karena saya kekurangan vitamin? Bagaimana mengatasinya? Benarkah untuk sebuah keluarga agar harmonis dan tetap sehat, idealnya hubungan intim dilak(K.M., Surabaya)
Jawaban:
Salah Anggapan
•    Saya tidak mengerti mengapa Anda menganggap kualitas sperma Anda menurun. Apa karena semakin sulit mengalami ejakulasi seperti pengakuan Anda?
Keadaan kualitas dan kuantitas sperma hanya dapat diperiksa secara laboratorium dengan bantuan mikroskop. Tanpa pemeriksaan di bawah mikroskop, tidak mungkin mengetahui kualitas dan kuantitas sperma dengan benar. Dengan melihat begitu saja sperma yang keluar, hanya warna, volume, dan bau yang dapat diamati dan diperiksa. Selain itu, diperlukan pemeriksaan di bawah mikroskop oleh pemeriksa yang terampil. Jadi, anggapan Anda saya pikir berlebihan.
Mengenai sperma yang Anda katakan susah keluar, saya pikir tidak ada kaitan dengan kualitas sperma, tidak seperti anggapan Anda. Tidak Anda jelaskan apakah Anda dapat merasakan orgasme atau tidak, di samping tidak dapat mengalami ejakulasi.
Ada pria yang dapat mencapai orgasme, tetapi tidak mengalami ejakulasi. Sebaliknya ada pria yang tidak dapat mencapai orgasme walaupun dapat mengalami ejakulasi.

Seks Oral
Keluhan Anda itu mungkin menunjukkan terjadinya hambatan orgasme sekaligus hambatan ejakulasi. Orgasme baru tercapai kalau Anda menerima rangsangan seksual yang cukup, baik fisik maupun psikis.
Kalau rangsangan seksual tidak cukup diterima, orgasme dan ejakulasi tidak terjadi. Kemungkinan lain, Anda mengalami hambatan dalam memberikan reaksi terhadap rangsangsan seksual, sehingga terhambat mencapai orgasme dan ejakulasi.
Mungkin juga Anda mengalami ejakulasi terhambat sehingga tidak dapat mengalami ejakulasi di dalam vagina. Pria yang mengalami ejakulasi terhambat dapat mengalami ejakulasi dengan cara lain, misalnya dengan masturbasi atau seks oral.
Untuk mengatasi masalah Anda, tentu harus dipastikan dulu apa yang sebenarnya Anda alami. Selanjutnya harus diketahui apa penyebabnya. Penyebab yang ada harus diatasi. Mengenai frekuensi hubungan seksual, itu sangat tergantung kepada kemauan dan kemampuan Anda dan istri. Jadi, tidak harus dibatasi dua atau berapa kali seminggu.
Berapa kali pun hubungan seksual dilakukan, kalau itu sesuai dengan kemauan dan kemampuan kedua pihak, bukanlah masalah. Namun, kalau hubungan seksual dilakukan tidak sesuai dengan kemauan bersama, itu dapat menimbulkan masalah bagi pasangan tersebut.

Kok Cuma bisa Masturbasi




Terpaksa Mastrub
Kasus:
“Saya wanita 30 tahun, bersuami sejak empat tahun yang lalu, kini mempunyai anak satu. Saat ini suami tengah mendapat tugas belajar tiga tahun di Inggris. Sekarang sudah berjalan satu tahun. Saya sendiri tidak mungkin meninggalkan pekerjaan, sehingga memilih tidak ikut ke sana. Sebagai manusia normal, cukup sering saya merasa ingin melakukan hubungan seks. Kalau ada suami, biasanya kami melakukan hubungan intim 2-3 kali seminggu. Masalahnya, bagaimana kami harus mengatasi kebutuhan seks? Kini setelah suami pergi, terus terang saja kadang-kadang saya melakukan masturbasi bila keinginan seks saya kuat. Suami juga mengaku melakukan masturbasi. Pertanyaan saya, apa akibatnya jika seseorang terbiasa dengan masturbasi? Mungkinkah masturbasi mengakibatkan enggan berhubungan dengan pasangan kita?”

Jawab:
Solusi Aman
  • Masalah Anda juga dialami oleh pasangan lain yang terpaksa harus berpisah karena tugas tertentu. Dalam keadaan seperti ini, kalau dapat mengontrol dorongan seksual, tentu baik.
Cara yang populer untuk menekan dorongan seksual ialah dengan menenggelamkan diri dalam berbagai aktivitas fisik dan mental. Dengan demikian, dorongan seksual dapat ditekan, sehingga kebutuhan seksual tidak terasa dan tak mendesak harus dipenuhi.
Namun, ternyata tidak semua orang dapat menekan dorongan seksualnya, apalagi kalau sebelumnya mempunyai pengalaman seksual yang menyenangkan. Dalam keadaan terpaksa, masturbasi mungkin dapat digunakan sebagai jalan keluar yang tanpa risiko.
Dibandingkan melakukan hubungan seksual dengan orang lain yang mungkin berisiko, masturbasi tentu lebih merupakan pilihan. Meski begitu, sebagian orang memilih melakukan hubungan seksual dengan orang lain, tentu dengan segala risikonya.
Kalau mereka tidak mau melakukan masturbasi, salah satu alasannya ialah karena dengan melakukan masturbasi, hanya orgasme semata-mata yang dapat dicapai. Dengan masturbasi, hampir pasti kepuasan seksual tidak dirasakan karena tidak ada keterlibatan emosi.
Secara fisik, sebenarnya masturbasi tidak menimbulkan akibat apa pun. Tidak benar masturbasi dapat menimbulkan berbagai akibat buruk, seperti penyakit tertentu. Tidak juga mengakibatkan orang menjadi tidak suka berhubungan seksual lagi.
Masalahnya, masturbasi lebih banyak bersifat fisik, tanpa keterlibatan emosi karena dilakukan sendiri. Karena itu, sebenarnya masturbasi tidak dapat menggantikan hubungan seksual. Masturbasi dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa, ketika aktivitas seksual dan hubungan seksual tidak dapat dilakukan.
Sebaliknya, saling masturbasi yang dilakukan dengan pasangan terasa lebih melibatkan emosi dan sebagai suatu variasi aktivitas seksual sebelum melakukan hubungan seksual. Karena dilakukan bersama pasangan, yang berarti melibatkan emosi, saling masturbasi (mutual masturbation) juga dapat memberikan kepuasan seksual, tidak hanya sekadar orgasme.