Vaginamus kok Hamil?
Vaginamus kok Hamil
Kasus:
"Saya seorang istri berusia 34 tahun, mempunyai anak satu, dan saat ini hamil 6 bulan. Walaupun sudah menikah 6 tahun dan mempunyai anak ditambah sekarang sedang hamil, saya dan suami belum pernah mampu melakukan hubungan seks yang sebenarnya. Sejak awal menikah, setiap akan melakukan hubungan seks, suami tidak bisa memasukkan penisnya. Katanya vagina saya seperti tertutup. Oleh karena itu, sperma suami tumpah kembali keluar. Saya sendiri tidak merasa ada penis yang masuk. Saya merasa takut setiap akan melakukan hubungan seks. Saya sering merasa sakit kalau suami menekan dan memaksakan agar penisnya masuk. Apa nama gangguan yang saya alami ini? Mengapa saya bisa hamil, sedangkan penis suami tidak bisa masuk, dan sperma tumpah banyak di tempat tidur?"
Jawaban:
Saya menduga Anda mengalami suatu gangguan fungsi seksual yang disebut vaginismus. Pada keadaan ini terjadi kekejangan yang abnormal otot vagina sepertiga bagian luar. Akibatnya, vagina seperti menutup dan penis tidak dapat masuk. Jadi, sesuai dengan keluhan suami bahwa penisnya tidak dapat masuk dan Anda tidak merasakan ada penis yang masuk.
Kalau dipaksa berhubungan seksual, pihak wanita akan merasa sakit, demikian juga pihak pria. Namun, wanita yang mengalami vaginismus tetap merasakan dorongan seksual dan dapat mencapai orgasme karena rangsangan pada bagian tubuh lain.
Wanita yang mengalami vaginismus dapat saja hamil, asal ada sel spermatozoa yang masuk melalui vagina ke dalam rahim. Sperma yang dikeluarkan pada bagian luar vagina ketika suami mencoba melakukan hubungan seksual, memberikan kesempatan kepada sel spermatozoa masuk ke dalam rahim.
Kalau pada saat itu Anda berada pada masa subur, terjadilah pembuahan dan kehamilan. Jadi, bukan aneh kalau Anda sudah mempunyai anak dan sekarang sedang hamil.
Bisa Diatasi
Tentu saja vaginismus tidak boleh dibiarkan berlangsung lebih lama karena dapat menimbulkan gangguan fungsi seksual yang lain. Anda sendiri kemudian dapat mengalami gangguan berupa hilangnya dorongan seksual bila keadaan itu tidak segera diatasi dengan benar.
Di pihak suami, gangguan fungsi seksual juga dapat terjadi. Karena vaginismus yang dibiarkan lama, suami dapat mengalami disfungsi ereksi dan lebih lanjut hilangnya dorongan seksual.
Sayang sekali Anda membiarkan gangguan itu berlangsung lama, bahkan sejak awal menikah. Saya sarankan Anda segera berkonsultasi lebih jauh untuk memastikan adanya vaginismus. Selanjutnya Anda akan mendapat pengobatan dengan cara yang benar. Pada umumnya vaginismus dapat diatasi dengan baik, walaupun memerlukan waktu.