Sabtu, 03 Januari 2015

Keseburan, Ukuran, dan Ejakulasi Dini

Seksologi: Kesuburan Berkaitan dengan Ukuran Kelamin & ED?

Karena ejakulasi dini, istri jadi sulit hamil. Namun, kesuburan tidak berkaitan dengan ejakulasi dini. Begitu pula dengan ukuran penis.
Kasus:
“Saya pria berumur 30 tahun, sudah menikah sejak setahun yang lalu. Pertama kali melakukan hubungan seksual saya mampu melakukannya sampai tujuh kali dalam semalam. Namun, yang membuat saya jadi bingung, saat berhubungan, saya tidak bisa bertahan lama. Paling lama saya hanya bisa bertahan kurang lebih satu menit. Sampai saat ini istri saya belum juga hamil. Yang ingin saya tanyakan: 1. Apakah ini yang namanya ejakulasi dini, yang tergolong berat? Bagaimana cara mengatasi ejakulasi dini? 2. Apakah istri bisa hamil bila saya ejakulasi dini? 3. Berapa lamakah hubungan seksual yang normal? 4. Berbahayakah bila saya obati dengan ramuan yang banyak diiklankan di media massa? 5. Normalkah bila penis saya saat ereksi ukurannya hanya 12 sentimeter? Apakah perlu diperbesar lagi?”

Jawaban:
Tiga Jenis
Ada beberapa definisi ejakulasi dini yang pernah dianut oleh para ahli, dengan dasar yang berbeda. Pertama, ejakulasi dini berarti tidak dapat menahan ejakulasi dalam waktu tertentu. Kedua, ejakulasi dini ialah ketidakmampuan mengontrol ejakulasi sampai pasangannya mencapai orgasme -- dengan syarat tidak ada gangguan seksual di pihak perempuan. Ketiga, ejakulasi dini berarti tidak mampu mengontrol ejakulasi sesuai dengan keinginan.
Dari ketiga definisi tersebut tampaknya definisi kedua dan ketiga masih banyak dianut, sementara definisi pertama, yang berdasarkan waktu, telah ditinggalkan. Namun, yang pasti, ejakulasi dini merupakan gangguan fungsi seksual pria yang banyak dijumpai, di samping disfungsi ereksi.
Pak Hidayat hanyalah satu dari sekian banyak pria yang merasa tidak puas karena ejakulasinya terjadi dalam waktu sangat singkat. Sesuai dengan uraian di dalam suratnya, Pak Hidayat dan juga banyak yang lain, menganggap dirinya mengalami ejakulasi dini berdasarkan waktu terjadinya ejakulasi, yaitu sekitar satu menit.
Ejakulasi dini dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan berat ringannya kejadian. Pertama, ejakulasi dini berat yang berarti ejakulasi terjadi sebelum hubungan seksual berlangsung. Kedua, ejakulasi dini sedang, berarti ejakulasi langsung terjadi setelah penis masuk ke vagina. Ketiga, ejakulasi dini ringan, yaitu ejakulasi yang terjadi setelah hubungan seksual berlangsung beberapa saat.
Berat ringannya ejakulasi dini tampaknya tidak banyak berpengaruh bagi keharmonisan hubungan seksual. Pada umumnya pria dengan ejakulasi dini -apa pun jenisnya- sama saja merasa hubungan seksualnya tidak memuaskan. Di pihak lain, pasangannya pada umumnya juga tidak merasa puas.
Kesuburan Tetap
Ejakulasi dini tidak berhubungan dengan kesuburan. Artinya walaupun mengalami ejakulasi dini, tidak berarti kesuburannya terganggu. Kenyataan ini berlawanan dengan informasi yang salah yang diterima masyarakat luas.
Sampai saat ini masyarakat menerima informasi yang salah dari sumber yang tidak benar, yang menyatakan bahwa pria dengan ejakulasi dini berarti kesuburannya terganggu.
Berarti, walaupun Pak Hidayat mengalami ejakulasi dini istrinya dapat saja hamil asal ejakulasi terjadi di dalam vagina. Lain halnya kalau ejakulasi dininya berat, sehingga ejakulasi terjadi di luar vagina. Dalam keadaan begini, tentu saja kehamilan tidak mungkin terjadi.
Namun, tentu faktor lain juga ikut menentukan terjadinya kehamilan. Paling sedikit ada tiga faktor yang menentukan terjadinya kehamilan. Pertama, keadaan kesuburan suami dan istri. Kedua, keadaan sistem reproduksi. Ketiga, waktu melakukan hubungan seksual.
Kesuburan suami dan istri harus normal agar kehamilan terjadi. Sistem reproduksi suami dan istri harus normal, sehingga tidak terjadi hambatan bagi spermatozoa dan sel telur untuk bertemu. Waktu melakukan hubungan seksual harus tepat pada saat subur. Di luar saat subur tidak mungkin terjadi kehamilan.
Dengan penjelasan ini, jelaslah bahwa ejakulasi dini tidak berkaitan dengan kualitas dan kuantitas sperma, sehingga tidak mempengaruhi terjadinya kehamilan.
Tiga Sebab
Kalau sampai kini istri Pak Hidayat belum hamil, mungkin ada penyebab lain yang menghambat. Yang pasti, penyebabnya bukan ejakulasi dini yang dialami oleh Pak Hidayat.
Kalau ternyata terjadi gangguan kesuburan pada diri Pak Hidayat, itu pasti tidak ada hubungan dengan ejakulasi dini. Banyak penyebab yang dapat mengakibatkan gangguan kesuburan, baik pada pria maupun wanita.
Ejakulasi dini dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu: 1). Kebiasaan ingin mencapai ejakulasi dengan tergesa-gesa, 2). Kurang berfungsinya serotonin di dalam darah, 3). Gangguan saraf yang mengatur ejakulasi.
Kebiasaan mencapai ejakulasi secara tergesa-gesa dapat terjadi jauh sebelumnya ketika melakukan masturbasi atau melakukan hubungan seksual dalam keadaan tidak tenang. Kurang berfungsinya serotonin mengakibatkanl fungsi hambatan menurun, sementara fungsi rangsangan yang dipengaruhi oleh dopamin tetap normal.
Namun, apa pun penyebabnya pria yang mengalami ejakulasi dini tidak mampu mengontrol ejakulasinya. Akibatnya, ejakulasi segera terjadi di luar kehendak.
Terapi, Obat, atau Operasi?
Mengenai berapa lama hubungan seksual yang normal, tentu harus dilihat dalam kaitan dengan pasangan. Prinsipnya hubungan seksual harus dilakukan untuk kepentingan bersama pasangan suami istri. Jadi sulit ditentukan berapa lama yang disebut normal dan berapa lama yang disebut tidak normal, Berapa lama hubungan seksual yang dianggap normal, sangat ditentukan oleh berapa lama hubungan seksual dilakukan agar pasangan yang melakukan dapat merasa puas.
Mengenai ukuran penis, saya pikir ukuran penis Pak Hidayat dalam batas normal. Berupaya untuk menambah ukuran penis, selain tidak ada gunanya, juga tidak mungkin menjadi kenyataan. Jangan terobsesi dengan ukuran, apalagi ternyata dalam batas normal. Bukan ukurannya, melainkan fungsinya yang penting bagi berlangsungnya hubungan seksual yang harmonis.
Ejakulasi dini dapat diatasi dengan baik dengan menggunakan cara ilmiah yang telah diakui secara internasional. Ada tiga cara untuk mengatasinya ejakulasi dini. Pertama, melakukan terapi seks. Kedua, menggunakan obat untuk mengontrol ejakulasi. Ketiga, dengan operasi saraf.
Dengan terapi seks, kontrol tarhadap ejakulasi dapat ditingkatkan sehingga tidak terjadi lagi ejakulasi dini. Tetapi tidak selalu mudah melakukan terapi seks. Paling sedikit ada tiga kendala yang dialami oleh banyak pria dengan ejakulasi dini yang ingin melakukan terapi seks.
Pertama, tiadara komunikasi dengan pasangan sehingga pria cenderung menyembunyikan disfungsi seksualnya. Kedua, tiadanya kesediaan pihak wanita untuk membantu melakukan terapi. Ketiga, keengganan melakukan terapi karena memerlukan waktu dan ketekunan.
Beberapa obat yang berkhasiat dapat mengontrol ejakulasi telah digunakan untuk mengontrol ejakulasi dini, dengan hasil yang cukup memuaskan. Namun, obat tersebut mempunyai efek samping walaupun tidak berat. Karena itu, penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk dokter dan di bawah pengawasan dokter.
Cara operasi saraf untuk mengatasi ejakulasi dini telah dilakukan di beberapa negara. Namun, ternyata cara ini tidak banyak dilakukan.
Mengenai pengobatan dengan ramuan, seperti yang diiklankan di banyak media massa, saya tidak dapat berkomentar karena saya tidak tahu apa kandungannya. Apalagi kalau ramuan itu diedarkan begitu saja tanpa melalui penelitian secara ilmiah.