Sabtu, 03 Januari 2015

Keluhan gatal

Konsultasi: Tiga Tahun Disiksa Gatal-gatal..!

Kasus:  
"Saya punya keluhan gatal-gatal yang sulit disembuhkan. Beberapa dokter spesialis kulit sudah saya kunjungi, tapi sampai sekarang tidak ada hasilnya. Gatal-gatal saya alami sejak tahun 2000 (sudah tiga tahun). Umumnya timbul malam hari, tapi tiga bulan terakhir ini timbul pada siang hari juga. Lokasi gatal menyebar di beberapa bagian tubuh, khusus di sekitar tangan, kaki, perut, leher (biduran, kaligata). Semula saya pikir gatal-gatal itu disebabkan oleh cuaca dingin malam hari (saya tinggal di Bogor). Namun, di tempat berhawa panas seperti di pantai, gatal ini kadang timbul juga. Tahun 2001, atas rujukan dokter kulit, saya melakukan tes alergi (Prick test). Ada 23 zat yang dites, namun hasilnya ternyata semuanya negatif. Artinya, ke-23 zat yang disuntikkan itu bukan sebagai pemicu gatal-gatal (terlampir hasil Prick test). Gatal-gatal ini sungguh mengganggu aktivitas, dan terpaksa untuk mengatasinya setiap tiga hari sekali saya minum antihistamin. Belakangan dua hari sekali harus minum karena gatal yang tak tertahankan. Melalui surat ini saya mohon bantuan dokter untuk mengatasi alergi ini. Jika    ada pembaca yang mempunyai keluhan sama atau mengetahui solusinya, tolong informasinya."

Jawab:

Saya bisa merasakan apa yang Anda alami selama tiga tahun terakhir ini. Jangankan gatal berhari-hari sepanjang bulan dan tahun, gatal sebentar akibat digigit nyamuk saja bikin kita runyam. 
Konsentrasi dan ketekunan kita dalam bekerja dirongrong oleh munculnya rasa gatal yang bertubi-tubi hampir setiap hari, bukan cuma di satu tempat, melainkan di beberapa bagian kulit badan. Bisa jadi itu mengganggu rasa sejahtera juga. Amarah, kesal, risau, yang tidak perlu ada bisa saja bangkit kalau gatal tidak mau hilang. 
Masalah yang kita hadapi sampai saat ini bahwa alergi di dunia semakin merajalela seiring dengan semakin memburuknya polusi dalam bentuk apa saja. Kita tidak tahu apakah udara yang kita hirup setiap detik itu sudah berisi polutan yang menjadi alergen baru buat tubuh kita, yang sebelumnya tidak ada. 
Bukti untuk itu, orang yang di kota kediamannya tidak pernah alergi, mendadak alergi setelah pindah atau berkunjung ke kota lain. Orang tersebut menemukan alergen, zat yang tubuhnya tidak tahan menerimanya, di wilayah lain. Kasus begini bisa juga oleh jenis menu makanan lain yang sebelumnya tidak pernah disantap.
Kemunculan Alergi
•    Selama alergen itu masih bercokol di sekitar kita, selama itu alergi sukar terkendali.
Kita tahu obat antihistamin cuma berfungsi untuk meredakan dan mengendurkan reaksi yang timbul akibat masuknya alergen ke dalam tubuh. Tubuh yang berbakat alergi, dalam darahnya senantiasa menyimpan memori yang mengingatkan siapa-siapa saja "musuh" yang harus diperangi setiap kali kembali datang memasuki tubuh. 
Setiap kali berperang melawan alergen, si "musuh" itu, tubuh akan menghasilkan zat histamin. Zat histamin inilah yang memunculkan reaksi alergi berupa gatal-gatal jika muncul di kulit, sesak napas dan hidung mampet jika bermanifestasi di saluran pernapasan, atau mual dan mencret jika merupakan reaksi di saluran pencernaan. Obat antihistamin yang biasa kita minum hanyalah menjinakkan histamin produk peperangan tubuh melawan alergen itu.
Tubuh sendiri sukar untuk direkayasa menjadikan darah yang berbakat alergi itu dirombak, direstrukturisasi, sehingga tidak sensitif lagi terhadap zat, bahan, atau polutan tertentu. Kita terima saja bakat alergi sebagai sesuatu yang sukar diubah.
Yang bisa dilakukan hanya menghindar dari semua bahan atau apa saja yang bikin kita alergi. Setiap orang memiliki kerentanan terhadap zatnya sendiri-sendiri dan tidak selalu harus sama. Yang paling sering sama pada banyak orang adalah debu rumah. Dalam debu rumah terkandung kutu renik tungau (mite). 
Bahan berprotein ini yang bikin orang yang berbakat alergi tidak tahan menerimanya. Selama debu rumah terus bersarang di sekitar kita, di kipas angin, di saringan AC, selama itu pula kemunculan alergi sukar dibendung.
Persoalan yang Anda hadapi, bahwa hasil tes alergi Prick semuanya negatif, yang bisa disimpulkan (seolah-olah) Anda bukan pengidap alergi, sekurang-kurangnya terhadap ke-23 jenis alergen yang diteskan itu. Apa betul begitu?
Kenali Pencetusnya
Kemungkinan analisisnya bisa demikian. Namun, masih ada kemungkinan pemeriksaan tes alergi itu tidak akurat, sebab alat dan bahan yang dipakai atau cara melakukan tes bisa saja salah. Bisa dipastikan Anda memang tergolong kasus alergi, melihat keluhan dan gejala menghilang jika minum obat antihistamin seperti yang Anda akui. 
Itu bisa juga berarti tes alerginya tidak salah, tapi sangat bisa jadi ada jenis alergen yang tidak tercakup di dalamnya, mengingat polutan dalam udara, air, dan makanan, semakin beragam saja. 
Atau alergen itu tanpa disadari mungkin ada dalam kosmetik yang baru kita pakai akhir-akhir ini, semisal pada pasta gigi, sampo, atau dari lipstik dan minyak wangi pacar baru kita. Boleh jadi juga dari kondom atau gigi palsu yang baru kita pakai.
Peliknya menatalaksana alergi oleh karena tidak selalu mudah melacak dan menemukan alergen penyebab alergi pada tubuh masing-masing orang yang berbakat alergi. Anda sendiri bisa dipastikan betul berbakat alergi. Yang belum kita ketahui, apa alergen pencetus reaksi alergi Anda dalam tiga tahun terakhir ini. 
Kalau tes alergi tidak berhasil menangkapnya, saya kira perlu upaya mengoreknya. Sebab, Anda sendiri yang paling tahu ada hal-hal apa saja yang berpotensi mencetuskan reaksi alergi dalam tiga tahun terakhir ini, termasuk tentu dalam sabun mandi, lotion aftershave, handbody cream, jamu, suplemen, minyak gosok, camilan, atau menu baru kesukaan, termasuk bumbu masak, penyedap, pengawet, atau kecap, yang tidak dicakup dalam tes alergi.
Peran Vitamin C dan E
•    Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan alergi. 
Orang bisa terbebas dari bakat alerginya biasanya sebab tubuh dibikin "preman" dengan tanpa rasa takut menghantam apa saja yang menjadi alergennya, "musuh" bebuyutan tubuhnya. Yang tidak tahan udang, terus makan banyak-banyak, sampai suatu saat tubuh sendiri sudah kebal. Dan makan udang pun tidak bikin alergi lagi. 
Seperti itu yang dilakukan medis terhadap pasien alergi sebagai bentuk desensitisasi. Secara berangsur-angsur, dengan sengaja dimasukkan unsur alergen yang tubuh tak tahan menerimanya. Harapannya, lama-lama tubuh tidak rentan lagi terhadap alergen yang menjadi musuhnya itu. Untuk itu perlu waktu bertahun-tahun.
Selain itu, peran vitamin C dan E besar sekali dalam menjinakkan bakat alergi seseorang. Studi tentang peran kedua vitamin ini menunjukkan bahwa konsumsi rutin vitamin ini selama berbulan-bulan terus-menerus, paling tidak mengurangi kekerapan alergi kambuh.
Pada kasus-kasus tertentu, serangan alergi sedemikian hebat, sehingga perlu penatalaksanaan khusus, selain obat khusus pula. Di Amerika misalnya, obat golongan immunosuppressants yang biasa dipakai pada penyakit otoimun (termasuk kasus transplantasi organ), diberikan juga untuk menjinakkan alergi yang berat. 
Selain itu, ada pula jenis injeksi golongan obat omalizumab dan beberapa jenis obat baru lain yang diperkenalkan. Namun, obat-obatan tersebut hanya lebih kuat menekan alergi tanpa bisa membebaskan bakat alerginya.
Sekali lagi, kepada Anda, saya hanya bisa menyarankan dua hal. Periksa ulang tes alergi di pusat pemeriksaan yang berbeda untuk konfirmasi pemeriksaan sebelumnya betul-betul akurat. Jika hasilnya tetap negatif semua, Anda sendiri perlu melacak dan mencari apa yang menjadi penyebab alergi yang baru muncul tiga tahun belakangan. 
Bisa jadi ada hal-hal yang tidak Anda sadari dari gaya dan cara hidup, pola makan, atau yang Anda pakai dan konsumsi baru dalam tiga tahun terakhir ini, dan saya kira pasti bukan dari lipstik atau minyak wangi pacar baru, sambil mulai mengonsumsi rutin vitamin C dan E. Selamat mencoba, semoga memberi hasil. Salam.